I.Konsep Media Relations
Menilik keberadaan media massa yang semakin menempati posisi signifikan dalam keberadaan masyarakat Indonesia modern, maka media relations juga menempati posisi yang cukup signifikan. Menurut Jefkins, media relations didefinisikan sebagai usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan definisi tersebut, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan media relations adalah:
Menilik keberadaan media massa yang semakin menempati posisi signifikan dalam keberadaan masyarakat Indonesia modern, maka media relations juga menempati posisi yang cukup signifikan. Menurut Jefkins, media relations didefinisikan sebagai usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan definisi tersebut, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan media relations adalah:
1.
Media
relations merupakan hubungan perusahaan dengan semua bentuk media massa baik
media cetak, media elektronik termasuk internet
2.
Tujuan
mendasar diadakannya media relations adalah menciptakan pengetahuan dan
pemahaman. Kata menciptakan pengetahuan dan pemahaman harus digarisbawahi
karena menunjukkan media relations bukan semata-mata untuk menyebarkan suatu
pesan sesuai dengan keinginan perusahaan induk atau klien demi mendapatkan
suatu citra atau sosok yang lebih indah daripada aslinya di mata umum. Maka
baik atau buruknya humas akan diukur dari kejujuran dan kenetralannya dalam
memberikan informasi kepada masyarakat melalui media.
3.
Dengan
sikap jujur dan netral ini humas secara otomatis mengutamakan kepentingan
masyarakat dalam hal ini para pembaca, pendengar atau pemirsa. Dengan demikian
diharapkan melalui sambutan khalayak dengan sendirinya akan memberikan citra
positif bagi perusahaan dan pada saat itulah keinginan perusahaan terpenuhi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Media Relations:
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Media Relations:
·
Memahami dan Berhubungan Baik dengan Media - Hal yang pertama kali
diperhatikan dalam melaksanakan media relations adalah pemahaman mengenai media
massa yang menjadi mitranya. Pemahaman mengenai media dharapkan menjadi jalan
untuk menciptakan hubungan baik dengan media massa. Terciptanya hubungan yang
baik dengan media massa akan memperlancar kegiatan media relations yang
dijalankan. Press release yang dikirimkan akan lebih diprioritaskan apabila
sudah sejak sebelumnya dibina hubungan yang baik. Penyiaran iklan akan dibantu
mereka agar efektif, undangan konperensi pers akan lebih diutamakan daripada
undangan yang sama dari organisasi lainnya.
Hal ini
yang seringkali dilupakan oleh seorang humas dimana memahami media hanya dengan
menelepon orang terkait kapan hari terakhir atau tenggat waktu suatu naskah
humas harus diserahkan ke meja redaksi. Lebih dari itu seorang humas harus
mengetahui segala sesuatu mengetahui seluk beluk media dan menciptakan hubungan
baik dengan media bersangkutan. Penciptaan hubungan baik dengan media massa
dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan kepada redaksi media, mengirimkan
kalender atau agenda tahunan, mengucapkan selamat jika media massa berulang
tahun, mengucapkan belasungkawa bila wartawannya mendapat musibah, mengadakan
pertandingan olahraga persahabatan atau mengajak berpartisipasi dalam kegiatan
lainnya.
·
Mengetahui karakteristik media
Pengetahuan karakteristik media massa mutlak diperlukan oleh seorang humas agar dapat menentukan media massa yang tepat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai karakteristik media antara lain: kebijakan editorial, frekuensi penerbitan, tanggal terbit, proses percetakan, daerah sirkulasi, jangkauan pembaca dan metode distribusi.
Pengetahuan mengenai hal tersebut akan memastikan bahwa humas memilih media yang tepat dalam rangka publikasi informasi.
Pengetahuan karakteristik media massa mutlak diperlukan oleh seorang humas agar dapat menentukan media massa yang tepat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai karakteristik media antara lain: kebijakan editorial, frekuensi penerbitan, tanggal terbit, proses percetakan, daerah sirkulasi, jangkauan pembaca dan metode distribusi.
Pengetahuan mengenai hal tersebut akan memastikan bahwa humas memilih media yang tepat dalam rangka publikasi informasi.
·
Memiliki kemampuan dasar jurnalistik.
Tugas utama seorang humas dalam kegiatan media relations adalah memasok informasi yang layak diterbitkan kepada media massa. Untuk itu seorang humas harus memiliki kemampuan dalam menulis dan membuat berita. Berkaitan dengan hal ini selain memahami karakteristik media massa seperti poin di atas, seorang humas juga harus memiliki kemampuan dasar-dasar jurnalistik seperti jenis-jenis berita, news value atau kelayakan sebuah berita dan teknik penulisan berita. Kepemilikan kemampuan dasar jurnalistik akan memastikan bahwa seorang mampu memasok materi yang layak diterbitkan oleh media massa.
Tugas utama seorang humas dalam kegiatan media relations adalah memasok informasi yang layak diterbitkan kepada media massa. Untuk itu seorang humas harus memiliki kemampuan dalam menulis dan membuat berita. Berkaitan dengan hal ini selain memahami karakteristik media massa seperti poin di atas, seorang humas juga harus memiliki kemampuan dasar-dasar jurnalistik seperti jenis-jenis berita, news value atau kelayakan sebuah berita dan teknik penulisan berita. Kepemilikan kemampuan dasar jurnalistik akan memastikan bahwa seorang mampu memasok materi yang layak diterbitkan oleh media massa.
·
Kemampuan mengorganisasi acara mediaInformasi yang dipasok kepada media massa bukan
hanya proses pengiriman materi press release atau news release, namun juga
melalui penyelenggaraan acara-acara media seperti konferensi press, resepsi
pers, kunjungan pers dan press up grading.
Prinsip-prinsip Media relations
1.
By
servicing the media yaitu memberikan pelayanan kepada media. Misalnya PR harus
mampu menciptakan kerjasama dengan media. PR harus menciptakan suatu hubungan
timbal balik.
2.
By
establishing a reputations for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi agar
dapat dipercaya. Misalnya selalu menyiapkan bahan-bahan informasi akurat di
mana dan kapan saja diminta. Wartawan selalu ingin tahu sumber berita paling
baik untuk mendapatkan informasi yang akurat dan hubungan timbal balik terjalin
semakin erat.
3.
By
suppliying good copy yaitu memasok memberikan naskah yang baik, menarik
perhatian, penggandaan gambar/foto, pembuatan teks gambar/foto dengan baik.
Juga pengiriman news release yang baik sehingga hanya sedikit memerlukan
penulisan ulang atau menyuntingnya.
4.
By
cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam
menyediakan bahan informasi. Misalnya merancang wawancara pers dengan seseorang
yang dibutuhkan pers ketika itu.
5.
By
providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
Misalnya memberikan fasilitas yang dibutuhkan wartawan sewaktu menggali berita.
6.
By
building personal relationship with the media yaitu membangun hubungan secara
personal dengan media. Hal ini yang mendasari keterbukaan dan saling
menghormati profesi masing-masing.
Dalam
melakukan media relations terdapat beberapa hal yang perlu dikaji yakni:
·
Type-type
organisasi
·
Kategori
organisasi profit ataupun non profit
·
Kepentingan
media terhadap produk perusahaan, pelayanan atau aktivitas organisasi lainnya
·
Ekspektasi
manajemen perusahaan
Mungkin hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan media relations adalah adanya kemungkinan yang cukup besar terjadi konflik antara PR dan media karena terdapat perbedaan tanggung jawab dan loyalitas. PR bertanggung jawab terhadap perusahaan sedangkan media harus bertanggungjawab kepada pembacanya. Namun keduanya sama-sama merupakan profesi di bidang komunikasi. Kedua belah pihak mempunyai kepentngan dan kepedulian yang sama terhadap informasi. Aktivitas PR dan media tetap didasarkan pada prinsip yang sama yakni sebagai mediator yang menjembatani kepentingan pihak yang berinteraksi karena informasi yang disalurkan terkait dengan kegiatan mereka.
News Release
Dalam pelaksanaan news release pemilihan media massa yang sesuai adalah essensial untuk persiapan dan penyebaran siaran berita (news release). Pelaksanaan pengiriman berita dan artikel tanpa membeda-bedakan media, tanpa pengetahuan mengenai isi redaksionalnya, khlayaknya dan kebijaksanaan redaksionalnya adalah esuatu yang sia-sia. Arus berita yang tidak bernilai membanjiri meja redaksi dan hanya memenuhi keranjang sampah. Media shotgun dalam mendistribusikanpublisitas adalah salah satu dari begitu banyak praktek yang tidak efektif dalam hubungan masyarakat.Jenis berita yang dapat dikirim sebagai news release dalam kegiatan media relations adalah berita, artikel feature, advertorial, bahan latar belaknag editorial dan publisitas darurat.
Berita adalah jenis publisitas yang paling umum disiapkan dan disebarkan oleh bagian publikasi. Ada dua kategori publisitas berita yaitu berita spontan dan berita terencana. Berita spontan berasal dari peristiwa-peristiwa yang tidak direncanakan terlebih dahulu seperti munculnya bencana alam, kecelakaan, kebakaran yang bersifat mendadak. Berita terencana berasal dari perkembangan sehari-hari dan peristiwa dalam perusahaan yang mungkin bernilai berita dan menyangkut kepentingan umum.
Feature merupakan bentuk news release berupa uraian berita dalam ruang lingkup satu tema dan merupakan pendalaman (indepth) dari tema tersebut dengan menambah segi-segi latar belakang dan perkembangan berita tersebut.
Bahan latar belakang editorial merupakan informasi latar belakang editorial yang diberikan kepada editor berita, penulis editorial yang tidak dimasukkan dalam press release. Bahan latar belakang disiarkan apabila ada pemogokan, peristiwa khusus, fasilitas baru, bencana, ulang tahun, perubahan personel ekesekutif dan peristiwa lain yang memiliki nilai berita (news value).
Publisitas darurat
Publisitas darurat merupakan bentuk media relations pada saat kondisi darurat dimana penanganan publisitas darurat yang sesuai oleh bagian hubungan masyarakat akan diingat terus oleh media lama setelah keadaan darurat itu sendiri terlupakan. Untuk menjamin penanganan hubungan media yang efektif selama keadaan darurat, bagaian hubungan masyarakat harus mempersiapkan publisitas darurat yang diertimbangkan secara seksama.
Wawancara MediaWawancara media dapat terjadi secara spontan atau direncanakan. Wawancara spontan bisa saja terjadi pada pertemuan di lembaga legislative, seminar, peresmian, resepsi pernikahan,, mungkin pada saat melayat rekan sejawat yang sakit atau meninggal. Kendati suasananya bersifat spontan harus diyakini bahwa wawancara dengan media akan dimuat sehingga PR atau pejabat perusahaan sebagai narasumber berita harus selalu siap diwawancarai pers di manapaun juga.
PR dapat bertindak aktif atau defensive dalam hal wawancara. Sewaktu bertindak aktif mereka memberikan wawancara kepada wartawan. Mereka menganggap suatu sikap defensive ketika seorang wartawan menghubungi untuk meminta wawancara dengan seseorang di dalam oerganisasi/perusahaan. Sewaktu dihubungi seorang PR harus memutuskan jika perusahaan akan menanggapinya dan dipikirkan kepada siapa wawancara akan diberikan.
Wawancara media bagi PR atau top manajemen suatu perusahaan termasuk dalam skill of communication, sehingga harus selalu mempersiapkan diri sebagai narasumber untuk diwawancarai dengan menggali data yang diperlukan dalam membahas suatu topic wawancara. PR atau top manajemen harus selalu mengikuti berbagai perkembangan yang ada agar bisa selalau menjadi nara sumber yang handal baik untuk wawancara spontan mapun wawancara yang telah direncanakan. Bila PR atau top manajemen memerlukan bahan-bahan untuk suatu topic wawancara, segala bentuk referensi, dokumentasi, filling, dan fact finding yang telah dilakukan disiapkan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang suatu topic dalam wawancara dengan pers. Kesiapan ntuk diwawancarai selalau nampak pada PR atau top manajemen itu sendiri.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan diwawancarai adalah:
·
Pertanyaan
wartawan hendaknya dijawab sebagaimana mestinya kecuali yang bersifat rahasia
atau tidak boleh/belum boleh diumumkan.
·
Sedapat
mungkin hindari pemberian keterangan yang sifatnya off the record
·
Kepada
media hendaknya diberikan uraian pelengkap atau background material guna
melengkapi suatu penulisan artikel
·
Hendaknya
terbuka bagi kunjungan wartawan
·
Sangat
bermanfaat bila meyediakan ruangan untuk pertemuan dengan wartawan yang
dilengkapi mesin tik/computer, facsimile, kertas damn alat tyulis lainnya.
Press service yang baik dapat menjamin terciptanya
hubungan yang baik antara perusahaan dengan media.
Press Conference
Konferensi pers adalah suatu kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog dengan materi yang telah disiapkan secara matang oleh PR sedangkan sasaran pertemuan itu diharapkan dimuat media massa dari wartawan yang diundang.
Tujuan konferensi pres adalah: (a) menyebarkan informasi positif kepada public (masyarakat luas) tentang perusahaan seperti penandatanagan kerja sama, ekspor perdana, pergantian direksi dan public expose. (b) menetralisir atau membantah berita yang tidak benar/negative tentang perusahaan, manajemen, karyawan, produk/jasa dan lainnya. (c) meningkatkan image yang dapat menunjang pemasaran dan penjualan suatu produk/ jasa seperti pengenalan produk baru, ekspansi ekspor dan prestasi perusahaan dll. (d) membina hubungan secara langsung dengan pers.
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam press conference adalah:
1.
Kirimkan
undangan kepada redaksi minimal tiga hari sebelum konferensi pers
dilangsungkan.
2.
Cek
kembali undangan yang sudah dikirimkan, apakah sudah diterima atau belum oleh
redaksi, apakah ada wartwan yang bisa hadir dalam konferensi pers tersebut.
3.
Membuat
news release tentang topic yang ingin disampaikan kepada pers dalam konferensi
pers. Biasanya dimasukkan dalam press kit yang berisikan berbagai informasi
perusahaan seperti brosur, profil dan laporan tahunan.
4.
Menunjuk
juru bicara dalam konferensi pers yang mengetahui betul permasalahan yang
dibahas dalam konferensi pers tersebut. Biasanya terdiri dari beberapa orang
yang sesyuai dengan bidangnya masing-masing dan satu sama lain saling menunjang.
5.
Menyiapkan
tempat pertemuan sesuai dengan jumlah wartawan diundang termasuk tuan rumah.
6.
Dalam
presentasi konferensi pers sebaiknya dilengkapi dengan alat bantu media seperti
slide, OHP dan video.
7.
Bilamana
konferensi pers dilakukan sebelum dan sesudah makan siang, siapkan makanan
kecil dan minumannya.
8.
Sediakan
souvenir untuk kalangan pers.
9.
Membuat
daftar hadir/buku tamu khusus bagi wartawan
10.
Lama dan
jalannya konferensi pers diatur secara ringkas, padat, jelas dan terarah agar
waktu tidak terbuang bagi kalangan pers.
11.
Bilamana
terdapat wartawan dalam konferensi di luar topic yang sedang dibahas, bahkan di
luar bidang kita perlu dijawab atau ditolak secara halus.
12.
Dalam
konfersnsi pers terdapat waetawan tak diundang atau datang karena dibawa
temannya tetap saja dilayani dan terima baik-baik.
13.
Sikap dan
perilaku PR dalam menghadapi wartawan dalam kegiatan media relations sebaiknya:
a) selalu bersedia dan menampung dahulu apa yang wartawan inginkan dari PR, b)
tidak ragu, curiga atau takut kendati ada masalah di perusahaan yang bisa
menjadi konsumsi pers, c) bersikap dan berperilaku wajar serta ramah, d) dalam
melayaninya cukup komunikatif dan informative, e) menanyakan dengan baik
identitas, media dan maksud yang bersangkutan, f) seandainya dalam perusahaan
ada kasus perlu menerapan prinsip bahwa segala permasalahan dapat dicari
pemecahannya atau jalan keluarnya, dengan sikap tenang menyelesaikannya termasuk
menghadapi wartawan yang menanyakan kasus tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar